LAPORAN LENGKAP
Nama : Nurmillah wahdaniyah
Kelas : III C
Kelompok : C2.2
Nis : 114721
Hari/Tanggal : Senin / 16 Maret 2014
Judul Penetapan : Kadar P2O5 yang larut dalam air
Tujuan Penetapan : Untuk dapat mengetahui kadar P2O5 yang terlarut dalam air
Dasar Prinsip : Sampel
diendapkan dengan NH4OH dengan penambahan NH4Cl, lalu
dipijarkan
Reaksi :
Ca(H2PO4)2 + 2H2O Ca(OH)2 + 2H3PO4
H3PO4 + MgCl + 3NH4OH 3NH4MgPO4 + 2NH4Cl + 3H2O
2NH4MgPO4 MgP2O7 + 2NH3 + H2O
Landasan Teori :
"ORTOPHOSPAT"
Dalam kimia, ortofosfat (bahasa
Inggris: orthophosphate, inorganic phosphate, Pi) atau sering disebut gugus fosfat adalah
sebuah ion
poliatomik atau radikal terdiri dari satu atom fosforus dan empat oksigen. Dama bentuk
ionik, dia membawa sebuah -3 muatan formal,
dan dinotasikan PO43-.
Fosfat adalah unsur
dalam suatu batuan beku (apatit) atau sedimen dengan kandungan fosfor ekonomis.
Biasanya, kandungan fosfor dinyatakan sebagai bone phosphate of lime (BPL) atau
triphosphate of lime (TPL), atau berdasarkan kandungan P2O5. Fosfat apatit termasuk
fosfat primer karena gugusan oksida fosfatnya terdapat dalam mineral apatit
(Ca10(PO4)6.F2) yang terbentuk selama proses pembekuan magma. Kadang kadang,
endapan fosfat berasosiasi dengan batuan beku alkali kompleks, terutama
karbonit kompleks dan sienit.
Fosfat komersil dari
mineral apatit adalah kalsium fluo-fosfat dan kloro-fosfat dan sebagian kecil
wavellite, (fosfat aluminium hidros). Sumber lain dalam jumlah sedikit berasal
dari jenis slag, guano, crandallite [CaAl3(PO4)2(OH)5.H2O], dan millisite
(Na,K).CaAl6(PO4)4(OH)9.3H2O. Sifat yang dimiliki adalah warna putih atau putih
kehijauan, hijau, berat jenis 2,81-3,23, dan kekerasan 5 H.
Fosfat adalah sumber
utama unsur kalium dan nitrogen yang tidak larut dalam air, tetapi dapat diolah
untuk memperoleh produk fosfat dengan menambahkan asam .
Fosfat dipasarkan
dengan berbagai kandungan P2O5, antara 4-42 %. Sementara itu, tingkat uji
pupuk fosfat ditentukan oleh jumlah kandungan N (nitrogen), P (fosfat atau
P2O5), dan K (potas cair atau K2O). Fosfat sebagai pupuk alam tidak cocok untuk
tanaman pangan, karena tidak larut dalam air sehingga sulit diserap oleh akar
tanaman pangan. Fosfat untuk pupuk tanaman pangan perlu diolah menjadi pupuk
buatan.
Di Indonesia, jumlah
cadangan yang telah diselidiki adalah 2,5 juta ton endapan guano (kadar P2O5=
0,17-43 %). Keterdapatannya di Provinsi Aceh, Jawa Barat, Jawa Tengah,
Jawa Timur, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah dan NTT, sedangkan tempat lainnya
adalah Sumatera Utara, Kalimantan, dan Irian Jaya.
Di Indonesia, eksplorasi
fosfat dimulai sejak tahun 1919. Umumnya, kondisi endapan fosfat guano yang ada
ber-bentuk lensa-lensa, sehingga untuk penentuan jumlah cadangan, dibuat sumur
uji pada kedalaman 2 -5 meter. Selanjutnya, pengambilan conto untuk analisis
kandungan fosfat. Eksplorasi rinci juga dapat dilakukan dengan pemboran apabila
kondisi struktur geologi total diketahui.
Fosfor merupakan salah
satu bahan kimia yang sangat penting bagi mahluk hidup. Fosfor terdapat di alam
dalam dua bentuk yaitu senyawa fosfat organik dan senyawa fosfat anorganik.
Senyawa fosfat organik terdapat pada tumbuhan dan hewan, sedangkan senyawa
fosfat anorganik terdapat pada air dan tanah dimana fosfat ini terlarut dia air
tanah maupun air laut yang terkikis dan mengendap di sedimen.
Fosfor juga merupakan
faktor pembatas. Perbandingan fosfor dengan unsur lain dalam ekosistem air
lebih kecil daripada dalam tubuh organisme hidup. Diduga bahwa fosfor merupakan
nutrien pembatas dalam eutrofikasi; artinya air dapat mempunyai misalnya
konsentrasi nitrat yang tinggi tanpa percepatan eutrofikasi asalkan fosfat
sangat rendah ( Sastrawijaya, 1991). Fosfat terdapat dalam air alam atau air
limbah sebagai senyawa ortofosfat, polifosfat dan fosfat organis. Setiap
senyawa fosfat tersebut terdapat dalam bentuk terlarut, tersuspensi atau
terikat di dalam sel organisme air.
Di daerah pertanian ortofosfat berasal dari
bahan pupuk yang masuk ke dalam sungai atau danau melalui drainase dan aliran
air hujan. Polifosfat dapat memasuki sungai melalui air buangan penduduk dan industri
yang menggunakan bahan detergen yang mengandung fosfat, seperti industri logam
dan sebagainya. Fosfat organis terdapat dalam air buangan penduduk (tinja) dan
sisa makanan. Fosfat organis dapat pula terjadi dari ortofosfat yang terlarut
melalui proses biologis karena baik bakteri maupun tanaman menyerap fosfat bagi
pertumbuhannya ( Alaerts, 1984). Keberadaan senyawa fosfat dalam air sangat
berpengaruh terhadap keseimbangan ekosistem perairan. Bila kadar fosfat dalam
air rendah (< 0,01 mg P/L), pertumbuhan ganggang akan terhalang, kedaan ini
dinamakan oligotrop. Sebaliknya bila kadar fosfat dalam air tinggi, pertumbuhan
tanaman dan ganggang tidak terbatas lagi (kedaaan eutrop), sehingga dapat
mengurangi jumlah oksigen terlarut air. Hal ini tentu sangat berbahaya bagi
kelestrian ekosistem perairan.
Kegunaan Fosfor/Fosfat
Kegunaan fosfor yang penting adalah dalam pembuatan pupuk, dan secara luas
digunakan dalam bahan peledak, korek api, pestisida, odol dan deterjen. Selain
itu juga diperlukan untuk memperkuat tulang dan gigi. 2.6 Proses Fosfor /
Fosfat Dalam Lingkungan Hidup Perputaran unsur fosfor dalam lingkungan hidup
relatif sederhana bila dibandingkan dengan perputaran bahan kimia lainnya,
tetapi mempunyai peranan yang sangat penting yaitu sebagai pembawa energi dalam
bentuk ATP (Adenosin Trifosfat). Perputaran unsur fosfor adalah perputaran
bahan kimia yang menghasilkan endapan seperti halnya perputaran kalsium.
Dalam
lingkungan hidup ini tidak diketemukan senyawa fosfor dalam bentuk gas, unsur
fosfor yang terdapat dalam atmosfir adalah partikel-partikel fosfor padat. Batu
karang fosfat dalam tanah terkikis karena pengaruh iklim menjadi
senyawa-senyawa fosfat yang terlarut dalam air tanah dan dapat
digunakan/diambil oleh tumbuh-tumbuhan untuk kebutuhan hidupnya
/pertumbuhannnya. Penguraian senyawa organik (tumbuh-tumbuhan dan hewan yang
mati serta detergen limbah rumah tangga ) menghasilkan senyawa-senyawa fosfat
yang dapat menyuburkan tanah untuk pertanian. Sebagai senyawa fosfat yang
terlarut dalam air tanah akan terbawa oleh aliran air sungai menuju ke laut
atau ke danau, kemudian mengendap pada dasar laut atau dasar danau.
Alat :
- Gelas Piala 100 , 300 ml
- Gelas Ukur 10 ml
- Neraca Digital
- Kaki Tiga
- Corong
- Pengaduk
- Cawan Porselin
- Tanur
- Eksikator
- Kertas Saring
Bahan :
- Pupuk TSP
- Aquadest Panas
- NH4Cl 2M
- Campuran Magnesia
- HCl 1:1
- Indikator PP
- NH4OH (1:10) & (1:20)
Cara Kerja :
- Ditimbang pupuk TSP + 1 g.
- Dilarutkan dengan aquadest kedalam gelas piala kemudian dipanaskan.
- Saring dengan kertas saring berlipat.
- Endapan dicuci dengan 3×10 ml aquadest panas
- Filtrat ditampung lalu, ditambahkan NH4Cl 2M + 10 mL.
- Ditambahkan campuran Magnesia 10 mL, jika keruh ditambahkan HCl 1:1 hingga larut
- Dibubuhi indikator PP kemudian endapkan dengan NH4OH 1:10 berlebih, hingga larutan berwarna merah muda seulas.
- Didinginkan dalam es
- Lalu, disaring dan dicuci hingga bebas Cl- dengan NH4OH 1:20
- Endapan dikeringkan dalam oven (T=1050C)
- Endapan diperarang, dipijarkan, didinginkan, dan timbang hingga bobot tetap.
- Menghitung kadar P2O5 dalam air Pengamatan :
- Bobot cawan kosong =19,8820 9
- Bobot cawan + abu = 20,0248 g
- Bobot Abu = 0,1428 g
- Bobot sampel = 1,0017 g Perhitungan :
kadar
P2O5 = P2O5/ Mg2P2O7
× Bobot abu ×100%
Bobot Contoh
= 142/222 × 0,1428 ×100%
1,0017
= 0,6396 × 0,1428 ×100%
1,0017
= 0,0913 × 100%
1,0017
= 9,11%
Kesimpulan : Berdasarkan hasil perhitungan diatas maka dapat disimpulkan bahwa kadar P2O5 yang larut dalam air adalah sebesar 9,11%.
Daftar Pustaka :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar